Arez Parawansa | Lifestyle Blogger
  • Home
  • Blog
    • Self Improvement
    • Lifestyle
    • Books
    • Event
  • Achievement
  • About Me
  • Contact

Self Improvement

Lifestyle

Productivity

Subscribe to my Newsletter


“Astaghfirullah, teror lagi teror lagi. Dahlah capek banget sih ini udah 2020 coy!” teriak temanku.

“Lah udahlah ya. Aksi teror mah gitu gitu aja. Dipikiran mereka tuh ideologi yang salah dan pengen bikin kita takut aja.” kata ku.

 

Apa yang muncul di benakmu jika mendengar kata “Terorisme”?

Takut? emosi? atau malah mencekamnya?

Apakah kamu masih ingat kondisi penyerangan dan pembunuhan sadis oleh kelompok MIT di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah november lalu?

 

***


Konflik yang dikhawatirkan benar benar terjadi di Poso pada tahun 1998. Poso yang awalnya damai dan dapat dikatakan sebagai miniatur Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika ini, kemudian berubah menjadi tempat pertikaian dan terjadinya konflik sosial berdarah melibatkan unsur etnis dan agama di dalamnya. Konflik di Poso yang melibatkan konflik antara agama Islam dan Kristen ini, mengakibatkan kerusuhan massal hingga jatuhnya banyak korban meninggal, korban luka, dan tempat peribadatan dan rumah yang dibakar oleh oknum yang tidak bertanggung jawab pada tahun 1998-2001.

 

Konflik ini pun telah membuat para perempuan, laki-laki dewasa, orang tua, remaja, anak-anak, lanjut usia, segala usia dari segala lapisan dan latar belakang, tanpa terkecuali, terseret, dipaksa masuk dalam tepian dan pusaran konflik kekerasaan berdarah yang berkepanjangan (Gogali, 2009: 21)

 

Fenomena kekerasan ekstremisme yang terjadi di Kabupaten Poso pada tahun 1998 kembali menguat di November 2020 lalu. Pasalnya MIT (Mujahidin Indonesia Timur) di bawah kendali Ali Kalora kembali melakukan aksi pembunuhan terhadap 4 warga di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Padahal pemerintah kita sudah melakukan banyaknya cara untuk menghentikan kasus ini melalui banyaknya tim ekspedisi yang diturunkan. Namun kenapa aksi terorisme ini masih terus terjadi dan masih banyaknya anggota MIT yang sulit dicari? Para aktivis dan tokoh di Sulawesi Tengah mengatakan bahwa para teroris mampu bermanuver dengan cepat dan dapat berbaur dengan masyarakat setempat.

 

Aksi teror dan bom bunuh diri mengatasnamakan paham keagamaan mengejutkan masyarakat Indonesia. Tindak kekerasan ekstrem ini banyak melibatkan anak muda maupun anak di bawah umur mulai dari peristiwa pengeboman di Kota Surabaya menjelang Ramadhan hingga rentetan aksi teror yang dilakukan kelompok MIT ini. Fenomena ini tentu saja mencederai nilai-nilai Pancasila yang dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia.

 

Keterlibatan anak muda dalam pusaran aksi kekerasan tidak terlepas dari perkembangan pemahaman keagamaan yang keras. Survey yang dilakukan oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah di 34 Provinsi di Indonesia tahun 2017 menemukan bahwa sebanyak 37,71%  siswa dan mahasiswa setuju bahwa jihad itu qital atau perang, terutama perang melawan non muslim serta 23,35% juga setuju bahwa teror bom bunuh diri adalah bagian dari jihad Islam.

 

Pasalnya kelompok militan menggunakan cara-cara tertentu yang dilakukan dalam mengoperasikan aksi terornya, seperti Narasi Historis dan Narasi Teologis yang mereka publikasikan dalam platform media sosial ataupun ceramah yang mengandung unsur radikalisme.

 

Kekuatan Narasi 

 

Narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa. Oleh karena itu, unsur yang paling penting dalam sebuah narasi adalah unsur perbuatan dan tindakan. Keraf (2001:136) 

Jika melihat dari definisi diatas memang tampak jelas bahwa narasi mampu membuat seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Saya yakin bahwa kita semua setuju sebuah narasi sangat berperan penting dalam sebuah rentetan kisah.  Secara teks dan visual bisa kita lihat bagaimana narasi ini disampaikan dalam situs-situs radikal yang menyebarkan berbagai propaganda radikal yang mengajak masyarakat terutama anak muda untuk bergabung dalam menjalankan ajaran agama yang telah disalah tafsirkan ke arah radikal.

Kekuatan narasi bisa terlihat jelas di Indonesia, propaganda untuk membentuk militansi dari masyarakat terlihat jelas dimana-mana. Sebagai contoh bagaimana Abu Muhammad al-Indonesia alias Bahrumsyah mengajak orang Indonesia untuk bergabung dengan ISIS melalui video “Join the Ranks from The Islamic State” di situs youtube.

Jika kita menyelisik aksi teror yang dilakukan oleh kelompok MIT, mereka menggunakan narasi historis, mengaitkan seolah-olah sejarah konflik poso 1998 belum selesai dan pernyataan politik dari Santoso pada tahun 2012 dalam memproklamasikan kelompok MIT di Sulawesi Tengah. Kemudian narasi teologis, mereka menggunakan unsur-unsur keagamaan (jihad membela agama) dalam mendukung tindakan kekerasan ekstremisme ini untuk memperkuat kelompok dan merekrut banyak lagi orang yang terjebak dalam pemahaman mereka. Pertanyaannya sekarang, apakah hanya persoalan narasi yang membuat seseorang ikut tergabung dalam kelompok kekerasan? 

 

Terjadinya Aksi Teror

 

Cara pandang yang salah dalam memandang identitas ini akan menimbulkan bibit kekerasan. Perbedaan identitas yang sangat sederhana seperti kulit juga dapat menimbulkan kekerasan, seperti kulit putih dan hitam, bagaimana kelompok KKK (Ku Klux Klan) sangat mengagungkan ras kulit putih yang mana membenci warga kulit hitam di Amerika. Hal ini juga berlaku pada aksi teror. Apapun kelompoknya, terorisme tergerak karena sikap berlebihan dalam memandang identitas.

 

Dalam modul Menebar Damai dan Mencegah Benih Kekerasan karya Peace Generation Indonesia (2018), dijelaskan ada tiga hal yang membuat seseorang bergabung dan melakukan aksi teror, yakni:


  1. Push Factor, kondisi ini berpegang pada lingkungan, kondisi ekonomi, masalah keluarga, ketidakadilan, keyakinan, dan hal lain yang sifatnya mendorong.

  2. Pull Factor, kondisi dimana individu diberikan iming-iming yang menarik seperti imbalan materi, prestise (kewibawaan) dan janji surga.

  3. Personal Factor, kondisi dimana individu merasa kesepian, galau, faktor psikologi pribadi serta bertanya-tanya akan suatu hal. Faktor inilah yang paling banyak ditemukan pada anak muda karena kecenderungan generasi milenial yang begitu dinamis membuat hal ini dapat terjadi. 

 

Namun kita harus paham dan ingat bahwa agama bukan faktor utama munculnya kekerasan ekstrimisme. Pada buku A World Without Islam, karya Graham E. Fuller dijelaskan tidak sama sekali terorisme muncul karena agama. Akan tetapi terorisme muncul dari ketimpangan, kemiskinan, dan kecenderungan fanatisme atas identitas yang dimiliki.

 

Selain itu, tujuan utama aksi terorisme adalah menciptakan teror (ketakutan) kepada masyarakat dan pemerintah dan mengeksploitasi media untuk mengabarkan kondisi mereka. Media dijadikan alat propaganda agar mencapai tujuan politis tertentu yakni negara Khilafah yang tidak berlandaskan pancasila (thogut). 

 

Besarnya informasi yang kita dapatkan di media sosial secara tidak terbatas, dapat membuat kita akan sulit memilah apabila tidak mampu mengolahnya. Anak muda perlu melakukan refleksi diri untuk memilah informasi yang tidak hanya sebatas benar saja, namun baik dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.



“Hati-hati dalam menarasikan sebuah kejadian, jangan sampai kamu justru melahirkan kekerasan baru” - Lian Gogali, Direktur Institute Mosintuwu.



***Esai ini diikutkan dalam Aksi Keberlanjutan AkadeMI 2020 by Milenial Islami dan Indika Foundation



 

Pada tahun 2015, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merumuskan sebuah agenda pembangunan baru yang dikenal dengan istilah Sustainable Development Goals (SDGs). SDGs merupakan agenda yang berisi tujuan universal, target dan indikator dari agenda pembangunan yang disepakati di tingkat global dengan target jangkauan hingga 2030. Sebelumnya, MDGs (Millenials Development Goals) yang berakhir pada tahun 2015 dinilai sudah berhasil namun masih adanya beberapa tujuan yang perlu dimaksimalkan. Adanya SDGs ini diharapkan mampu menanggulangi berbagai masalah-masalah global yang terjadi di dunia melalui penerapan tujuan-tujuan SDGs 2030.
Sumber: Google

Kesuksesan SDGs diharapkan terjadinya kolaborasi dan keterlibatan aktif dari pemerintah, masyarakat sipil, akademisi, lembaga swasta, dan lembaga lainnya. Salah satu aktor kunci yang diharapkan berperan dan berkontribusi besar dalam pelaksanaan SDGs adalah lembaga filantropi dan kemanusiaan.

Tepat setahun lalu, saya mempelajari pengembangan SDGs ini melalui sebuah training dan 
saya merasa lembaga filantropi dan kemanusiaan ini sangat besar perananya dalam pencapaian tujuan-tujuan dari SDGs. Faktanya, ada beberapa tujuan yang dikembangkan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Secara umum SDGs 2030 mempunyai empat pilar dan masing-masing pilar memilik tujuan yang ingin dicapai. Berikut saya jabarkan:

Pilar I :Pilar Pembangunan Sosial.

Tujuan yg ingin dicapai pada pilar ini meliputi:

Tujuan No.1 Tanpa Kemiskinan
Tujuan No.2 Tanpa Kelaparan
Tujuan No.3 Kehidupan Sehat & Sejahtera
Tujuan No.4 Pendidikan Berkualitas

Tujuan No.5 Kesetaraan Gender

Pilar II : Pembangunan Ekonomi

Tujuan yang ingin dicapai pada pilar ini meliputi:

Tujuan No.7 Energi Bersih & Terjangkau
Tujuan No.8 Pekerjaan Layak & Pertumbuhan Ekonomi
Tujuan No.9 Industri, Inovasi & Infrastruktur
Tujuan No.10 Berkurangnya Kesenjangan
Tujuan No.17 Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan

Pilar III : Pembangunan Lingkungan

Tujuan yang ingin dicapai pada pilar ini meliputi:

Tujuan No.6 Air Bersih & Sanitasi Layak
Tujuan No.11 Kota & Pemukiman Berkelanjutan
Tujuan No.12 Konsumsi & Produksi yg Bertanggungjawab
Tujuan No.13 Penanganan Perubahan Iklim
Tujuan No.14 Ekosisten Lautan
Tujuan No.15 Ekosisten Daratan

Pilar IV :Pilar Pembangunan Hukum & Tata Kelola.

Tujuan yg ingin dicapai pada pilar ini meliputi:

Tujuan No.16 Perdamaian, Keadilan & Kelembagaan yang Tangguh

Setelah mempelajari lebih dalam, saya menemukan bahwa lembaga filantropi dan kemanusiaan dapat berfokus pada tujuan-tujuan pilar pertama tentang pembangunan sosial dan beberapa tujuan lain seperti tujuan keenam, tujuan kedelapan, tujuan kesepuluh dan tentunya pengembangan keadilan untuk masyarakat dhuafa melalui tujuan keenambelas.


Sangat disayangkan apabila kita tidak memperdayakan lembaga-lembaga filantropi ketika ingin menyalurkan donasi atapun bantuan lainnya.

Keterlibatan Indonesia Pada Kemanusiaan

Survei yang dilakukan oleh SDGs Philantrophy Platform 2015, didapatkan hasil yang sangat memuaskan mengenai keinginan terlibatnya lembaga filantropi Indonesia dalam penerapan SDGs dengan persentase 82% dari skala 100%. Survei ini meningkat yang sebelumnya pada penerapan MDGs sebesar 51% saja.

Survei SDGs Philantrophy Platform

Data diatas selaras dengan 
laporan World Giving Index 2018, yang diselenggarakan oleh Charities Aid Foundation (CAF), yang menyatakan bahwa Indonesia menjadi negara paling dermawan sedunia.


Dalam pengukurannya, CAF mengklasifikasikan World Giving Index melalui tiga penilaian, yakni donating money, volunteering time, dan helping stranger. Untuk kategori donasi uang (donating money), Indonesia meraih peringkat kedua dengan skor 78%. Untuk kategori sukarelawan (volunteering time), Indonesia meraih peringkat satu dengan skor 53%, sedangkan untuk membantu orang lain (helping stranger), Indonesia mendapatkan persentase skor 46% diangka 97. CAF menilai bahwa negara kita ikut mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs 2030) melalui program yang dilakukan untuk kemanusiaan. Saya merefleksikan artinya negara kita betul-betul sangat peduli membantu orang-orang, baik itu donasi material ataupun partisipasi kerelawanan secara langsung di lapangan.

CAF World Giving Index 2018

Hal ini dilakukan agar lebih terukur dan terencana dibanding bertindak sendirian, gerakan kerelawanan juga merupakan sarana bertukar pikiran dan berbagi pengalaman antara sesama, seperti yang kita ketahui sendiri masyarakat kita yang ramah tamah. Dengan begitu, pepatah “berat sama dipikul ringan sama dijinjing” benar-benar bisa terwujud.

Saya bercermin melihat gerak masyarakat Indonesia di kampung halaman saya, Provinsi Sulawesi Selatan. Respon masyarakat terhadap bencana alam banjir bandang yang terjadi di wilayah Bantaeng dan Masamba sangat mencerminkan gerakan yang begitu mengaruhkan. Faktanya, masyarakat setempat ataupun daerah yang berbatasan langsung dengan daerah bencana cepat tanggap terhadap hal ini. Mereka tidak menunggu lembaga-lembaga kemanusiaan yang notabenenya berdomisili di ibu kota untuk bergerak duluan. Begitu dermawannya masyarakat kita, Indonesia.

Apresiasi Institut Fundraising Indonesia terhadap Lembaga Kemanusiaan

Visi dan Misi IFI

Selaras dengan data-data tersebut, Institute Fundraising Indonesia dalam visi mendukung penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia memberikan apresiasi terbesar kepada lembaga-lembaga filantropi kemanusiaan melalui ajang penghargaan bertajuk Indonesia Fundraising Award 2020.

Institute Fundraising Indonesia (IFI), lembaga yang didirikan oleh Arlina F. Saliman dan M. Arifin Purwakananta. IFI bergerak sebagai lembaga training konsultan dan publishing yang berdiri sejak tahun 2013 dengan tiga nilai yakni Professionalism, Trustworthiness, dan Fairness. 

Culture & Ethics IFI


Gagasan adanya IFI ini timbul karena keresahan terhadap minimnya kaderisasi sumber daya manusia di bidang fundraising. IFI juga lahir karena masih banyak lembaga sosial yang tidak berkembang karena tak melalukan strategi fundraising dengan baik.

Apresiasi Indonesia Fundraising Award 2020 terhadap Lembaga Kemanusiaan

9 juli 2020 lalu, IFI menggelar award day kepada lembaga-lembaga yang berkiprah pada kemanusiaan melalui Indonesia Fundraising Award 2020 melalui daring. Sebanyak 16 kategori nominasi yang dianugerahkan kepada berbagai lembaga sosial dan kemanusiaan. Penjurian ini dilakukan oleh tim yang sudah memiliki rekam jejak yang baik dalam bidang filantropi dan kemanusiaan.

Berikut dewan juri Indonesia Fundraising Award 2020 yang menilai secara transparan, yakni:

Ahmad Juwaini (Direktur Komite Nasional Keuangan Syariah)
Dewan Juri Indonesia Fundraising Award 2020

Arlina F. Saliman (Direktur Institut Fundraising Indonesia)
Dewan Juri Indonesia Fundraising Award 2020

Agus Budiyanto (Direktur Eksekutif Forum Zakat)
Dewan Juri Indonesia Fundraising Award 2020

Dan berikut ini para Pemenang Kategori-Kategori Indonesia Fundraising Award 2020 yang diselenggarakan oleh Institut Fundraising Indonesia (IFI).

Dompet Dhuafa

BMH (Baitul Maal Hidayatullah)

ACT (Aksi Cepat Tanggap)

LAZIS NU

Human Initiative

BAZNAS RI

Kitabisa.com

PMI (Palang Merah Indonesia)

Yatim Mandiri

ICW (Indonesia Corruption Watch)

LBH Jakarta

Sinergi Foundation

Gerak Bareng

LMI

STF UIN Jakarta


LIFETIME ACHIVEMENT
DR (HC) Ir. KH. Salahuddin Wahid

Nah itulah para nominator lembaga-lembaga kemanusiaan terbaik yang telah berhasil mendapatkan apresiasi di ajang Indonesia Fundraising Award 2020 yang diselenggarakan secara daring melalui platform zoom meeting. SELAMAT ATAS PENGHARGAANNYA!

Harapan saya, semoga acara ini mampu menjadi jembatan bagi kita semua untuk terus melakukan kebaikan untuk masyarakat Indonesia. Sekecil apapun hal yang kita lakukan itu tidak masalah karena tidak ada kebaikan yang sia-sia.

Teringat kutipan Charles Dinkes, “No one is useless in this world lightens the burdens of others”. Kutipan ini mengartikan bahwa kita tidak akan sia-sia ketika meringankan beban orang lain. Ketika kita membantu sesama, kita akan belajar untuk lebih berempati dan selalu memposisikan diri sebagai makhluk Allah yang tetap sadar dengan isi dunia ini.

Mari terus bersinergi bersama-sama dalam terwujudnya tujuan-tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.




***
Artikel ini diikutsertakan dalam Blog Competition Indonesia Fundraising Award 2020 yang diselenggarakan oleh Institut Fundraising Indonesia (IFI). Gambar bersumber dari penyelenggara dan google images. Video bersumber dari saluran YouTube milik Institut Fundraising Indonesia (IFI). Sedangkan olah grafis dilakukan secara mandiri oleh penulis. 

Referensi:

[1] Institut Fundraising Indonesia. 2020. Apersiasi Gerakan Kemanusiaan, IFI Gelar Indonesia Fundraising Award 2020 [daring], (http://fundraisingindonesia.org/apresiasi-gerakan-kemanusiaan-ifi-gelar-indonesia-fundraising-award-2020/, diakses tanggal 17 Juli 2020). 

[2] Pirac. 2017. Kesiapan Lembaga Filantropi Indonesia Mendukung Pencapaian SDGs [daring].http://www.pirac.org/2017/03/15/kesiapan-lembaga-filantropi-indonesia-dalam-mendukung-pencapaian-sdgs/, diakses tanggal 17 Juli 2020).

[3]  Roscongress. 2020. CAF World Giving Index 2018: A Global View of Giving Trens [daring], (https://roscongress.org/en/materials/vsemirnyy-indeks-blagotvoritelnosti-2018-globalnyy-obzor-tendentsiy-razvitiya-blagotvoritelnosti/, diakses tanggal 18 Juli 2020).


Ketika semua tempat keramaian menjadi sangat sepi. Beberapa kantor telah memutuskan bekerja dari rumah. Sekolah dan Kampus masa liburnya diperpanjang. Apalagi bulan Ramadan, masjid malah jadi sepi. Tarwih diadakan untuk sementara dan suara sahur-sahur di subuh hari tidak lagi terdengar.

Sistem perekonomian menurun. Pendapatan untuk para pekerja harian jadi menurun. Media semakin besar menyuarakan aturan yang dibuat pemerintah sampai dengan berita penyebaran virus yang semakin hari kurvanya meningkat. 

Wajar saja jika semua orang panik dibuatnya. Informasi yang tersebar di berbagai media massa hampir semua bernarasi negatif dan membuat orang cemas.

Sampai saat ini, virus Corona masih menjadi polemik di seluruh dunia. Termasuk juga di Indonesia. Sudah sebulan lebih pemerintah menganjurkan masyarakat untuk tetap di rumah saja. Sebut saja Sulawesi Selatan, sudah masuk dalam status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang bertujuan untuk memutus rantai penyebaran virus Corona. 

Sudah tepat sebulan saya self-quarantine, setelah saya datang dari ibu kota menuju kampung halaman. Merespon semua kejadian tersebut, saya memilih untuk tinggal di rumah saja, tenang di rumah.  

Mengelola Stres

Dalam menanggapi masa pandemi ini, saya mulai melakukan hal-hal yang menurut saya bisa membantu sedikit tidak menghiraukan kejadian ini. Kenapa? karena saya merasa ketika terlalu banyak mengonsumsi berita terkait wabah ini, akan semakin membuat saya cemas dan takut.

Nah akhir-akhir ini, saya mencoba menggunakan rumus E+R=O dalam mengelola stres. Penasaran? jangan buru-buru pindah laman. Berikut saya akan bedah rumusnya satu persatu.



Event atau peristiwa yang terjadi. Virus corona merupakan stimulus sebuah peristiwa yang terjadi bukan karena keinginan manusia. Saya tidak mengetahui dan tidak bisa memprediksi bahwa akan muncul sebuah virus bernama corona seperti yang terjadi sekarang. Sehingga saya tidak bisa menolaknya.

Hal yang saya yakini adalah bahwa virus ini sudah merupakan ketetapan Allah. Segala sesuatu yang muncul dan terjadi adalah atas kehendak-Nya. Sebagai hamba, saya hanya bisa menerima dengan awareness.



Respon atau cara saya menyikapi peristiwa tersebut. Stimulus pada dasarnya di luar kontrol karena selalu datang dari luar diri saya. Sama halnya virus corona. Virus ini merebak dengan cepat ke penjuru dunia hingga ke pelosok Sulawesi Selatan dan itu semua terjadi di luar kendali tentunya.

Hal yang bisa saya kendalikan hanyalah respon terhadap virus tersebut. Respon sepenuhnya berada dalam kontrol diri sendiri karena saya yang harus menentukannya sendiri.

Konsep Ember

Terkait wabah ini, kita sebagai manusia harus lebih mind ful. Menurut Oxford, Mindfulnes adalah keadaan sadar atau wawas pada suatu hal. 

Konsep Ember

Saya selalu mengibaratkan mental kita seperti ember. Ketika kita ada masalah, ember itu akan terisi air secara terus menerus dan mengakibatkan airya tumpah. Nah gimana caranya agar air itu tidak tumpah? 

Pertama, memperbesar ember. Biarkan air masuk (masalah) tapi mental kita diperbesar.
Kedua, mengurangi air yang ada pada ember agar embernya tidak tumpah.

Dalam rumus ini, saya selalu membuat kuadran untuk bisa memetakan hal-hal yang menyangkut ketika saya stres. 
 
Kuadran Mengelola Stres


Dimulai dari kanan atas, hal yang bikin stres tapi bisa diubah itu harus dicari solusinya. Misalnya ketika keadaan mengharuskan saya keluar rumah, saya harus memakai masker agar dapat menjaga diri saya dari paparan droplet.

Kemudian, kiri atas. Hal yang bikin stres dan tidak bisa diubah, kuncinya kita harus berdamai. Misalnya virus corona, kita tidak bisa menghalangi virus menyebar karena itu bukan kuasa kita, sifatnya Natural.

Lalu bagaimana dengan kuadran bawah?  Sejatinya kita tidak usah memikirkannya. Kebanyakan dari kita memikirkan hal yang nyatanya tidak bikin stres tapi tetap saja dipikirkan. Nah ini yang malah membuat ember kita penuh dan airnya tumpah.

Bayangkan saja jika setiap kuadran bernilai 25%, artinya setiap kejadian memiliki peluang yang sama. Namun, apabila kuadran bawah yang isinya 50% diabaikan ditambah 25% dikuadran kiri atas kita tidak pikirkan, berarti 75% air tidak akan memenuhi ember kita. Betapa leganya hidup kita, ketika kita bisa memilah hal-hal yang harus kita pikirkan.


Outcome (hasil) dari respon saya terhadap stimulus atau peristiwa yang terjadi. Saya juga mengartikan outcome sebagai nasib. Oleh karena itu, untuk memperbaiki nasib, yah dengan cara saya memperbaiki respon (R) terhadap segala peristiwa yang terjadi kepada diri saya.

Tuhan telah memberi saya akal dan budi untuk merespon atau melakukan sesuatu untuk memperbaiki nasib. Oleh karena itu, saya mencoba pikirkan dalam-dalam, pertimbangkan matang-matang dalam merespon wabah ini agar tidak menimbulkan stres.

Sebelum terbitnya maklumat pemerintah untuk tidak keluar rumah, saya merespon wabah ini dengan pulang ke kampung halaman dan berdiam diri di rumah. Saya banyak belajar dari negara-negara yang sudah duluan terkena wabah ini, seperti italia dan china.

Banyak manfaat yang kita dapatkan dengan berdiam diri di rumah, salah satunya lebih dekat dengan keluarga, lebih banyak mengenal diri kita dan tentunya kita lebih aware terhadap apa yang datang pada diri kita baik positif ataupun negatif.

Selain itu, saya juga merespon wabah ini dengan non aktifkan beberapa media sosial yang saya pakai. Membatasi berita yang sering muncul di beranda media sosial termasuk hal yang bisa kita ubah. Hal ini semata-mata saya lakukan untuk menjaga sistem imunitas tubuh selain dengan berikhtiar.

Saya baru sadar bahwa dalam ketetapan Tuhan itu, kita diberikan free will untuk memilih dan menentukan nasib kita. Memang ketetapan Tuhan sudah ada, tetapi itu tidak serta merta membuat kita pasrah dengan segala yang terjadi.

Seperti yang saya jelaskan di awal bahwa kita harus merespon wabah ini dengan menggunakan rumus [E+R=O]. Setiap peristiwa yang terjadi harus direspon dengan sebaik mungkin. Karena saya menyadari bahwa saya hanya bisa melakukan yang terbaik now and here.

***
Teman muda, itulah tadi penjabaran rumus-rumus ataupun tools yang saya gunakan dalam merespon wabah ini. Inilah cara terbaik yang saya lakukan selain melakukan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk #LawanCorona agar saya tidak panik dan cemas.

"Kepanikan itu adalah setengah dari penyakit dan ketenangan adalah setengah dari obat." - Ibnu Sina.

***
Artikel ini diikutsertakan dalam Lomba Blog “Ayo Lawan Covid -19” yang diselenggarakan oleh Kejar Mimpi Lhokseumawe. 






 "Hari ini kita kuis ya!"

Kalimat diatas sungguh bikin kita sekelas seketika shock. Bagaimana tidak, tiap hari dosen memberikan surprize yang sungguh tiada tara.

***

Setiap pertemuan, Ibu Rani, dosen mata kuliah Manajemen Proyek selalu membuat tegang ketika di depan kelas. Kami para mahasiswanya sudah tahu polanya. Sesekali kami dibuat stres dengan tugasnya yang makin banyak tiap habis selesai kelas. 

Pertemuan sebelumnya, beliau memberikan tugas studi kasus tentang 5M, yakni Man, Material, Methods, Machine, Money. Maka dari itu, pertemuan selanjutnya kami dapat kuis tiba-tiba mengenai pengandalian material produksi.

Menurutku, material merupakan salah satu sub-materi yang sangat banyak untuk dipelajari. Apalagi bahas mengenai metode yang dipakai ketika menentukan material yang baik misalnya AHP (Material Hierarchy Process), metode ini membutuhkan banyak kajian sedangkan kami diberi waktu 75 menit untuk menyelesaikan kuis tersebut.

Dalam dunia industri, material termasuk 5 (lima) elemen penting manajemen proyek. Material ini tidak kalah pentingnya dengan peranan Man (manusia), selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan material sebagai suatu sarana. Sebab materi dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa materi yang baik tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki. Maka dari itu pentingnya penggunaan material bermutu dan terstandarisasi dengan cara controling dan monitoring yang baik. 

Konsep yang baik bukanlah semata-mata tolok ukur apakah sebuah bangunan bermutu atau tidak. Setidaknya pihak owner harus mempertimbangkan kepada siapa ia mempercayakan supplier materialnya, termasuk detail pemilihan bahan material yang premium.

"Ibaratkan ingin bikin kue, kalian mau kan kuenya enak dan berkualitas. Nah caranya gimana? kalian harus melakukan pengendalian material yang baik. Mana bahan yang yang bermutu untuk kalian pakai." Ujar Ibu Rani.

Ngomong-ngomong mengenai material premium, saat ini sudah banyak banget owner ataupun developer yang beralih ke marmer sebagai material yang kerap digunakan sebagai material bangunan.
 
Tantangan sebagai Mahasiswa Teknik Industri

Dosen memang unik. Pikirannya kadang sulit ditebak. Belum selesai yang satu, ada lagi yang baru. Bak mati satu tumbuh seribu.

Kamis manis yang terik. Saya sedikit agak telat masuk kuliah. Mandi tidak karuan karena sudah menunjukkan pukul 07.35 pagi sedangkan kelas dimulai pukul 08.00 pagi. Semalam memang saya telat tidur karena harus belajar untuk ujian mid semester pagi itu. Jika saya telat, otomatis saya tidak diikutkan dalam ujian, kan rugi begadang.

Saya bergegas, Alhamdulillah sampai tepat waktu. Saya mengira Ibu Rani sudah ada di kelas ternyata belum datang padahal sudah menunjukkan pukul 08.10 pagi. Selang beberapa waktu, tiba-tiba saja ketua tingkat berdiri depan kelas dan berkata, "Pagi teman-teman, hari ini saya dapat pesan whatsapp dari Ibu Rani katanya dia tidak masuk pagi ini karena lagi ada tugas dari jurusan ke Surabaya. Akan tetapi, sebagai pengganti kita diberikan tugas besar. Nanti akan saya kirim ke grup." pungkasnya.

Ternyata oh ternyata, kami diberikan tugas tentang kajian kriteria dalam sistem pemilihan pemasok material pada bangunan di kota Makassar. Artinya kita harus survey salah satu bangunan untuk tahu kriteria owner atau developer memilih pemasok material tersebut. Uh agak sulit yah.

Akhirnya Survey

"Bangunan apa ya yang unik di Makassar?" tanyaku dalam hati.

Saya sangat lama memikirkan tugas besarku ini. Namun belum ada satu pun yang terpikirkan. Akhirnya saya memutuskan untuk makan siang dulu di salah satu restoran junk food.

Habis makan siang, saya memutuskan singgah sholat sebelum pulang di salah satu Masjid perumahan elit dibilangan kota Makassar. Masjidnya tidak terlalu besar, akan tetapi begitu wangi, toilet yang bersih, tempat sholat sangat bersih, sejuk, apalagi soal arsitekturnya sangat elegan dan estetik. Bagaimana tidak, kilau indah minimalis menghiasi lantai dan dindingnya yang membuat orang susah move on.


Ide baru muncul, saya pun menjatuhkan pilihanku pada bangunan Masjid ini sebagai studi kasus tugas besarku. Masjid itu bernama Al Istiqamah.






Dinding dan lantai Masjid ini dihiasi oleh Marmer sebagai materialnya. Saya mencoba untuk mencari tahu siapa kiranya supplier marmer yang telah menorehkan maha karya indah ini. Setelah cek via daring, saya mendapatkan jawabannya. Exactly, ternyata oh ternyata supplier marmer tersebut adalah Fagetti, yang sudah terkenal sebagai supplier marmer utama dan terlengkap di Indonesia.  

Penasaran? jangan buru-buru pindah laman. Simak ulasan saya dalam beberapa paragraf ke depan yang saya kumpulkan di lapangan dan berbagai sumber.

Akan tetapi, sebelum itu, yuk pahami marmer itu sebenarnya apa sih? saya yakin beberapa diantara teman-teman belum begitu paham. 
Marmer merupakan salah satu batuan alam yang berasal dari batu kapur atau dolomit yang dibetuk langsung oleh alam secara alamiah. Mulai dari corak atau motif marmer hingga kandungan material marmer itu sendiri. Keunikan corak inilah yang memberikan nilai estetika dan kesan premium.
 





Tentu saja hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan supplier, yakni track record (nama baik) supplier itu sendiri. Sehingga dapat memberikan gambaran dalam menentukan supplier yang akan dipilih. Bukankah track record berbanding lurus dengan kualitas material?

Fagetti (PT Fajar Gelora Inti) hadir dengan mempersembahkan marmer berkualitas di Indonesia dengan tajuk The Art of Natural Stone. Fagetti memiliki berbagai pilihan marmer dan batu alam untuk desain arsitektur yang elegan dan premium.

Sejak berdiri pertama kali pada tahun 1986, Fagetti sampai saat ini terus berkomitmen untuk melayani setiap pelanggan dengan sepenuh hati dengan mempersembahkan sentuhan maha karyanya yang indah.


Maha karya Fagetti sudah mengantarkan sang founder, Ferdinand Gumanti mendapatkan penghargaan prestisius dari Antica Libera Corporazione Dell'Arte Della Pietra, Italia sebagai Master of Art Stone tahun 2014.


Melalui karyanya, Fagetti telah dipercaya menangani beragam jenis proyek prestisius dalam hal pemasangan batu alam. Fagetti telah melebarkan sayap mulai dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Semarang, Tangerang, Batam, Pekanbaru, Bali, Makassar, Papua dan lainnya melalui beberapa client yang terkenal. Client dan proyek yang dimiliki terdiri dari berbagai jenis bangunan elit seperti perumahan mewah, gedung, apartemen, perkantoran, hingga rumah ibadah.  

FAGETTI CLIENTS

 

FAGETTI PROJECTS


Beberapa diantara proyek prestisius yang pernah digarap Fagetti antara lain pemasangan batu alam di Menara Kompas Jakarta, SOHO SKYLOFT Ciputra World Surabaya dan Masjid Suciati Yogyakarta sebagai simbol kemegahan dari Fagetti.








Hal yang paling menjadi perhatian bagi owner atau developer dalam memilih supplier adalah kualitas material. Indikatornya sangat bermacam seperti kekuatan material, ketepatan jenis material, ketepatan ukuran hingga kemampuan memberikan kualitas yang konsisten.


Fagetti berkomitmen memposisikan diri sebagai total solution company yang mensuplai kebutuhan batu alam bagi client, memproses batu alam sesuai desain yang diminta client, melakukan instalasi batu alam berupa jenis dan motif yang terintegritas. Semua hal itu membuktikan bahwa Fagetti secara konsisten sebagai supplier marmer berkualitas.


Sebagai manusia pencinta gaya hidup minimalis, saya akan memperlihatkan beberapa jenis dan motif marmer yang minimalis di fagetti. Baca bagian selanjutnya, ya!
 

 BEBERAPA JENIS DAN MOTIF YANG UNIK NAN MINIMALIS DI FAGETTI


  • Marmer Onyx : jenis marmer yang terbilang unik. Marmer satu ini memiliki sifat jernih dan tembus cahaya. Kesan mewah yang diberikan marmer onyx tidak menyurutkan baik perorangan maupun developer berpaling untuk mendapatkannya. Jenis satu ini banyak digunakan pada meja, interior rumah, lantai dasar bahkaan aksesoris kamar mandi. Coffee Brown Onyx salah satu jenis yang dimiliki marmer satu ini yang paling banyak diminati karena kesannya yang kuno menjadi primadona dalam dunia desain interior. 
  • Marmer Travertine : marmer satu ini kesannya lebih soft, sangat cocok dipakai pada ruang tidur. Nah bagi kamu yang ada rencana pengen punya ruang tidur yang tidak terlalu strong tapi bermotif, jenis travertine sangatlah cocok. Memiliki permukaan yang mengkilap dengan berbagai pilihan warna diantaranya krem, cokelat dan abu-abu.
  • Marmer Limestone : marmer yang diincar banyak orang untuk dominasi perumahan. Selain warna dan coraknya yang indah, limestone memiliki sifat mudah dibersihkan dan teksturnya tidak licin bila terkena air. Jenis marmer satu ini sering dipakai untuk kamar mandi dan kolam renang.
  • Marmer Statuario : marmer satu inilah favorite saya! marmer putih nan elegan yang ternyata bisa memantulkan cahaya sedemikian rupa. Belum lagi dengan penampilannya yang super elegan dan terlihat mewah. Marmer statuario cukup digemari apalagi karena kualitasnya yang premium dan cukup langka. Marmer ini cocok banget rumah yang bergaya minimalis loh.


As a brand marmer premium of Indonesia, Fagetti menjadi perusahaan yang memiliki motif batu alam unik dan terlengkap sebanyak lebih dari 900 jenis batu alam. Semuanya tersimpan didalam pabrik seluas 23 hektare yang berlokasi di cibitung, Bekasi. Menjamin stok batu alam selalu tersedia dan siap dikirim tepat waktu.



Dalam memilih supplier material perlu mengetahui rekam ketepatan dalam proses pengiriman material pada supplier yang akan dipilih. Ketepatan waktu pengiriman material merupakan salah satu faktor yang menentukan kecepatan dalam proses pelaksanaan kerja konstruksi. 

Fagetti berkomitmen sejak awal pada seluruh client dalam pelayanan dan pemasangan marmer dapat terlaksana sesui tenggat waktu yang disepakati bersama. Semua jenis dan motif marmer pun ada beberapa yang tersedia karena sudah mengetahui schedule purchase client.


Soal inovasi, kita semua pasti tertarik. Inovasi mengartikan bahwa sebuah perusahaan memiliki integritas dan visi ke depan dalam mengembangkan produknya. Sebagai brand marmer premium, Fagetti berkomitmen selalu memberi trobosan baru lewat produk mereka. Mulai dari marmer tembus cahaya, menambah tekstur pada mermer polos menjadi bergaris dan bergelombang, sampai dengan membentuk marmer dengan desain 3D. 

Tak hanya itu, melalui high technology yang dimiliknya, Fagetti memiliki keunggulan yang sangat bisa diperhitungkan, diantaranya;


  • Memotong dengan kecepatan tinggi :  Dengan menggunakan gergaji multi wire, Fagetti menciptakan batu alam yang tadinya kasar diubah menjadi produk yang bernilai seni tinggi.
  • High Technology Machine Standardization : Komitmen yang tinggi didukung oleh alat dan konsep penunjang, salah satunya mesin yang digunakan berstandar internasional yang bernama 5-Axis 3D CNC dengan shapemill water jet technology. Dalam dunia industri, alat ini memotong berbagai bahan menggunakan campuran air dan zat abrasif sehingga akan menghasilkan potongan yang presisi.
  • Ukuran yang presisi : Fagetti menjamin ukuran yang presisi. Selain didukung alat yanng berteknologi tinggi, teknik komputerisasi dan pisau potongnya pun sangat baik.
  • Menghasilkan produk yang artistik : Teknologi yang dimilikinya menjawab kebutuhan pasar yang semakin termodernisasi baik untuk kebutuhan bangunan rumah sampai apartemen. Hasil yang dimilik juga tidak main-main sehingga Fagetti dijadikan supplier marmer utama dan terlengkap di Indonesia.



KOMITMEN MEMAJUKAN PEREKONOMIAN DAERAH




Dalam kiprahnya selama 33 tahun menjadi supplier marmer utama dalam maupun luar negeri, PT Fajar Gelora Inti menunjukkan komitmennya dalam memajukan perekonomian daerah melalui jalinan kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Aceh untuk pembangunan pabrik dan pengelolaan batu alam di Aceh.

"Fagetti juga siap melakukan transfer of knowledge kepada puta-putri daerah Aceh agar dapat memiliki wawasan untuk membangun daerahnya sendiri". Kata Ferdinand Gumanti

Selain itu, Fagetti akan berencana melakukan pengembangan bisnis tambang batu alam yang melibatkan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) dengan modal yang relatif kecil. 

Dengan capaian itu semua, tak salah bila saya simpulkan bahwa PT Fajar Gelora Inti (Fagetti) ini sudah memenuhi kriteria sebagai marmer terbaik di Indonesia sesuai dengan apa yang saya pelajari di bangku kuliah. Ah jadi pengen punya rumah juga :")


***

Artikel ini diikutsertakan dalam Fagetti Blog Competition yang diselenggarakan oleh PT Fajar Gelora Inti (Fagetti) bertema Fagetti sebagai Supplier Marmer Utama dan Terlengkap di Indonesia. Gambar bersumber dari PT PT Fajar Gelora Inti (Fagetti) sedangkan olah grafis dilakukan secara mandiri oleh penulis.

Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

Bergelut dengan dunia Teknik Industri. Bergiat di lingkup Pendidikan Perdamaian dan Anti Kekerasan. Suka berkomunitas. Suka menulis dan membaca buku. Suka berkunjung ke event. Paling suka mengikuti workshop mengenai Self Improvement dan Pengembangan Skill. Menyukai Isu Sosial.

FOLLOW MY CHANNELS

POPULAR POSTS

  • Menyelisik Terorisme dari Kacamata Anak Muda
  • Begini Cara Menyaring Informasi Di Dunia Maya!
  • Indonesia Fundraising Award 2020: Apresiasi Lembaga Kemanusiaan Dalam Mendukung SDGs 2030
  • Gunakan Rumus Ini Agar Menjadi Pendengar Yang Baik!
  • Kenali Design Thinking Sebelum Bikin Project
  • Kalahkan Bullying Dengan Karya!
  • Fagetti Penuhi Kriteria Sebagai Supplier Marmer Terbaik di Indonesia
  • Inilah Kesalahan Berpikir dalam Menanggapi Aksi Teror
  • 3 Strategi "How to Discovered Your Mission"
  • #MainInstax Bareng Instax Makassar

Subscribe to my Newsletter

CATEGORIES

  • Berita 3
  • Book 1
  • Event 1
  • Life Style 2
  • Lomba Blog 1
  • Self Improvement 4

PART OF

Komunitas Blogger Makassar, Anging Mammiri
Diberdayakan oleh Blogger.

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Arezparawansa

Designed by OddThemes | Blog Make Over by Yanikmatilah Saja